Grid.ID - Seorang pemuda bernama Rizky dari Palangkaraya,
Kalimantan Tengah, tewas dipatuk ular king kobra.
Nahasnya, ular king kobra tersebut merupakan peliharaannya
sendiri.
Rizki dipatuk ular peliharaannya saat Car Free Day (CFD) di
Bundaran Besar, Palangkaraya, Minggu (8/7/2018) pagi. Akibatnya, tim medis
menyatakan Rizky meninggal dunia setelah dirawat intensif selama 24 jam.
Salah satu kasus yang pernah menghebohkan publik dialami oleh artis dangdut lokal dari Karawang di tahun 2016. Ia meninggal lantaran dipatuk ular king cobra yang selalu jadi teman duetnya saat manggung.
Bukan hanya ular king cobra yang berbahaya, ular jenis piton pun tak kalah ganasnya. Beberapa kali terdengar kabar ular piton melahap tubuh manusia.
Meski ular dianggap hewan yang berbahaya, nyatanya di luar sana masih banyak orang yang hobi memelihara binatang melata ini. Salah satunya warga bernama Munding Aji (30) asal Desa Gunungsarai, Kebumen, Jawa Tengah. Sudah bertahun-tahun ia hidup berdampingan dengan 10 ular piton raksasa peliharaannya.
Uniknya, ular jenis piton atau sanca batik (Pyton reticulatus) miliknya ini diberi nama-nama cantik loh, mulai dari Syahrini, Shelly, Jenny, Cindy, Vira, Amel, Rambo, dan Faldi.Rambo dan Syahrini sudah berusia 10 tahun, panjangnya sekitar 9 meter dan diameter perut 60 sentimeter.Munding mengaku jatuh cinta pertama kali dengan ular-ular raksasa itu dari foto Syahrini kecil.Saat itu, dia tidak sengaja melihat foto Syahrini kecil di media sosial.
“Saya sama sekali tidak punya motif ekonomi kalau soal pelihara ular, cuma ingin mengenalkan masyarakat kepada ular-ular saya,” katanya.
Munding menerangkan, setiap pagi sebelum beraktivitas, dia menyempatkan waktu untuk membersihkan kandang Syahrini dan kawan-kawan.
Setiap bulan Munding bisa memberikan 10 hingga 15 ekor ayam pedaging untuk setiap ular koleksinya.
Jika dirata-rata, setiap bulan dia wajib membeli minimal 100 ekor ayam atau mengeluarkan Rp 3 juta hanya untuk pakan ular kesayangan.Kebutuhan rutin bulanan itu, dia keluarkan dari kocek pribadi.Sebab, selama ini dia tidak pernah memungut satu peser pun dari semua pengunjung yang datang.Hobi memelihara ular, apalagi yang berukuran raksasa dalam jumlah yang banyak, tentu bukan hobi yang murah.Meskipun biaya yang dikeluarkan setiap bulan cukup mahal, Munding tak akan menjual ular-ularnya.
Munding lalu bercerita, pernah pada suatu ketika, Syahrini ditawar oleh seseorang.Tidak main-main, banderol yang diberikan saat itu cukup fantastis, yakni Rp 150 juta.Namun tanpa pikir panjang, Munding dengan tegas menolak tawaran itu.
“Kalau Syahrini tidak mungkin dijual, saya punya ambisi untuk memelihara ular-ular saya sampai sebesar yang saya bisa, kalau mungkin malah bisa untuk warisan anak cucu,” ungkapnya.
Sumber : grid.id
Komentar
Posting Komentar